SRSP News
Selasa, 29 September 2020
Senin, 19 Maret 2018
Kurikulum K-13, Wajah baru kurikulum Indonesia
Pendidikan
Indonesia menemukan wajah barunya, khususnya pada penggunaan kurikulum yang
digunakan saat ini, kurikulum K-13. Dalam penerapannnya muncul pro dan kontra di
masyarakat, beberapa guru merasa kesulitan pada masa-masa awal dan guru hanya
bisa menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Penerapan kurikulum K-13 membawa
beberapa hal baru dalam pendidikan
Indonesia. Beberapa Hal yang dapat disampaikan penulis dan kesempatan ini
meliputi 1)Perkembangan Kurikulum di Indonesia; 2)Baik buruk pengaturannya;
3)Data yang ada; 4)Topologi SD, SMA dan SMK;
5)Landasan Yuridis, filosofis dan Empiris; 6)Pertimbangan dan Tantangan nyata; 7) Ciri khas Kurikulum 2013 dan Elemen Perubahannya; 8) Kombinasi Project,
PBL, dan Discovery;
9)Pola penilaian; 10)PHB dan Raport Kurikulum 2013
PERKEMBANGAN
KURIKULUM dimulai pada tahun 1947 (masa kemerdekaan) yang mana saat itu
kurikulum belum dikenal, melainkan menggunakan istilah Rencana pelajaran,
dilanjutkan dengan Rencana pendidikan sekolah dasar pada tahun 1964. Kurikulum
baru muncul pada tahun 1968 dengan istilah kurikulum sekolah dasar. Dilanjutkan
dengan kurikulum proyek perintis sekolah pembangunan (PPSP) yang dimulai pada
tahun 1973. Kurikulum sekolah dasar juga digunakan juga pada tahun 1975.
Dilanjutkan dengan pemberlakuan kurikulum 1984, lalu kurikulum 1994,
dilanjutkan revisi kurikulum 1994 yang diterapkan pada tahun 1997 sampai tahun
2004 dan berganti kurikulum menjadi Rintisan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
yang berlaku selama dua tahun hingga digantikan dengan oleh kurikulum KTSP 2006
dan pada akhirnya wajah baru pendidikan Indonesia pada bidang kurikulum
pendidikan menjadi kurikulum K-13 yang dirilis pada tahun 2015, sampai saat ini
telah direvisi, namun tetap berjalan sambil terus dikembangkan pada aspek
afektif dan budi pekerti.
BAIK,
BURUKNYA PENGATURAN antara kurikulum K-13 dengan kurikulum-kurikulum yang
pernah digunakan di Indonesia menyimpan cerita tersendiri. Penulis menyakini
“tak ada gading yang tak retak”. Sama hal nya dengan kurikulum K-13 sebagai
wajah baru kurikulum Indonesia saat ini. Penulis menyoroti pada tata kelola
pelaksanaan kurikulum K-13 khusunya dalam hal penjaminan mutu guru memiliki
peranan penting dan bersifat mutlak, guru sangat menentukan membentuk suasana
kelas yang memacu siswa-siswa berpikir keras, bekerja keras, berdoa keras
hingga akhirnya muncul pengetahuan yang
luas. Siswa dibiasakan menemukan sendiri pengetahuandan guru sebagai
fasilitator dan pemerintah berperan sebagi pengawas yang berpedoman pada aturan
yang telah berlaku.
DATA YANG ADA dari hasi PISA pada tahun 2009, hampir seluruh siswa
Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai level 3 saja dari 6 level yang
tersedia. Sementara negara lain seperti Malaysia, Thailand dan Korea telah
mampu menembus level 4, 5 dan 6. Dengan asumsi setiap manusia diciptakan sama
dan yang kita berikan kepada siswa kurang sesuai dengan perkembangan zaman,
maka kesimpulannya adalah perubahan kurikulum yang lebih baik dan tepat guna.
Saat ini kurikulum K-13 menjadi pilihan perubahan tersebut. Lebih dari
95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara lebih dari 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan
advance. Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari
hasil ini adalah yang diajarkan di
Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional.
TOPOLOGI
SD, SMA DAN SMK
Gambar
diatas adalah contoh pemilihan mata pelaran disetiap jenis dan jenjang
pendidikan pada Kurikulum K-13.
LANDASAN
YURIDIS KURIKULUM K-13
adalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SPN >
mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional secara terarah dan RPJMN
2010-2014 > penyempurnaan proses pembelajaran (metodologi) dan kurikulum.Dengan landasan filosofis membangun
kehidupan masa kini dan masa akan datang yang lebih baik dan dilengkapi dengan landasan
empiris berupa menumbuhkan kemampuan merumuskan pemecahan masalah
secara kreatif dan inovatif.
PERTIMBANGAN DAN TANTANGAN NYATA bahwa tidak semua sekolah telah
siap dengan perubahan ini adalah benar, maka dari itu revisi dan pengembangan
senantiasa dilakukan dengan tujuan perbaikan ke arah tujuan pendidikan Indonesia.
CIRI
KHAS KURIKULUM 2013
DAN ELEMEN PERUBAHANNYA
terdapat pada penilaian dan pembelajarannya yang menggunakan kombinasi
project/penugasan, Problem based Learning atau pembelajaran berbasis masalah,
dimana siswa dibiasakan untuk memecahkan soal matematika yang erat
hubungannya dalam kehidupan sehari-hari.
KOMBINASI
PROJECT, PBL, DAN DISCOVERY
menjadi salah satu pembeda kurikulum K-13 dengan kurikulum-kurikulum pendahulunya.
Pada era kini siswa disesuaikan dan pembelajaran dirancang sebagai sebuah
bentuk pembelajaran students centre, dimana siswa aktif mencari materi dan
menemukan pengetahuan, dengan guru sebagai fasilitator.
POLA
PENILAIAN lebih ditekankan pada
penanaman budi pekerti dan nilai-nilai karakter yang luhur, maka dari itu.
Penilaian pad Kurikulum K-13 meliputi Afektif, kognitif, Psikomotor.
PHB DAN RAPORT KURIKULUM 2013 disesuaikan dengan Indeks nilai
seperti halnya pada perkuliahan yakni 1-4. Dengan tempat catatan khusus dalam
proses pembelajaran berlangsung pada aspek sikap.
Rabu, 21 Februari 2018
GURU IDEAL
Guru pada masa kekinian dituntut menyesuaikan diri dengan keadaan zaman now. Perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan menjamurnya media sosial di dunia maya mengakibatkan siswa zaman now tergangu perkembngannya secara psikologi . Karakteristik siswa yang individual akibat smartphone dan media sosial yang mereka miliki menyebabkan interaksi sosial secara langsung yang penting menjadi tidak berarti, tegur sapa sudah mulai hilang. Sopan santu telah terkikis dan tindakan yang tidak sesuai aturan semakin merajalela.
Penulis menyakini dibutuhkan sosok guru yang pas untuk keadaan saat
ini. “GURU IDEAL” adalah solusi dari permasalahan perkembangan siswa dalam hal
psikologi tersebut
GURU IDEAL adalah Guru yang
Idealis (menanamkan ide, gagasan, pemikiran dan semnagat kemajuan untuk
orang-orang yang ada disekitarnya, khususnya pada seluruh siswanya). Guru yang
Disiplin (sosok guru yang disiplin akan memiliki kehormatan, sehingga dapat
menjadi panutan). Guru yang Elegant (selalu tampil rapi sebagai contoh yang baik
dalam hal penampilan). Guru yang Agamis (Pribadi yang realigius, menjalankan
setiap perintah agama dan menjauhi setiap larangan agama, serta dapat
menempatkan diri untuk menjunjung tinggi toleransi agar hidup menjadi
harmoni/seimbang). Guru yang Loyal (Menjunjung
tinggi kesetiaan, tidak pernah teriming-imingi oleh harta, tahta dan wanita).
Senin, 12 Februari 2018
Valentine ???
Mari berpikir positif
setiap orang yang kontra dengan 'valentine day' atas dasar agama yang mereka miliki adalah pilihan mereka, bukankah menghargai pendapat mereka adalah bukti toleransi??
Orang yang bersemangat membela agamanya bukanlah EKSTRIMIS
Orang yang bersemangat membela agamanya selayaknya ICE CREAM , Lembut dan Manis
Valentine yang dianggap sebagai hari kasih sayang dan diperingati setiap tanggal 14 februari memiliki banyak fakta yang belum diketahui dunia nyata. beberapa fakta tersebut akan coba penulis sapaikan dalam kesempatan ini. Informasi didapatkan dari surat kabar, buku dan riset tentang sejarah. Penulis mencoba bersifat netral, tanpa mempersalahkan pihak yang pro 'valentine day' ataupun dengan pihak yang kontra 'valentine day'. Semoga tulisan ini dapat menjadi penjernih saat suasana keruh, dan pencerah saat kegelapan akan pengetahuan. Berusaha menjernihkan dan mencerahkan.

Perayaan valentine day juga terindikasi sebagai permainan bisnis di dunia,yang mana dengan terselenggaranya perayaan ini. Pasar akan berputar melalui penjualan coklat, bunga dan kartu ucapan yang beredar di seluruh dunia. Hal lain yang sangat mengkhawatirkan adalah moment valentine ini dimaknai sebagai moment yang tepat untuk memberikan dogma atau pemikiran bahwa "Yesus adalah anak Tuhan" dan merupakan kebudayaan dan kebiasaan orang nasrani. Ditambah lagi di dunia barat 'valentine day' dimaknai dengan hari kebebasan untuk mengungkapkan kasih sayang. Setiap pasanagan menghabiskan malam mereka di hotel dan berbuat hal yang tidak di benarkan agama dan aturan yang ada.
Menurut Qur’an surat Al-Maidah ayat 51 melarang umat Islam untuk meniru-niru
atau meneladani kaum Yahudi dan Nasrani, “Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian
yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi
pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.
Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
zalim." Wallahu'alam bishawab.(Rz)
Senin, 29 Januari 2018
PMB SELALU DI HATI

Hari itu kita
mulai dengan sebuah rapat persiapan di rumah salah satu saudara kami asal
Bojonegoro, yakni: Afif Maulana penerima hadiah sepeda dari Saifullah Yusuf/Gus
Ipul (wakil gubernur Jawa Timur tahun 2013-2018), kami berdiskusi dan
menentukan penempatan setiap anggota, hingga pada akhirnya kami memutuskan
bahwa saudara Umar, Afif dan Setyo membantu Sosialisasi PMB (Penerimaan
Mahasiswa Baru) kampus STKIP Al hikmah Surabaya di SMAN 1 Padangan yang
jaraknya sekitar 40 km dari kota Bojonegoro. Dalam waktu yang bersamaan Bagus
dan Afif membaantu para dosen di pameran pendidikan.
Sabtu pagi
sepeda motor dipanasi dan segera dipacu menuju tempat tujuan dengan penuh
semangat “PMB selalu duhati”. Hal ini bukan karena sebuah paksaan, ataupun
karena mengejar pujian, namun lebih kepada kewajiban kami sebagai seorang murid
yang wajib membantu gurunya(dosen) tanpa harus diminta. Perjalanan menuju
Padangan mendapati sedikit gangguan karena kami sempat “lost contact” antar
anggota, hingga akhirnya alhamdulialah kami dapat menjalain komunikasi kembali
dan berangkat bersama. Dalam perjalanan bukan tanapa hambatan, sempat
tertinggal dari teman seperjalan juga kami rasakan , namun sekali lagi
alahamdulilah kami dipertemukan kembali. 200 meter mendekati sekolah tujuan ,
yakni SMAN 1 Padangan , hati sudaj mulai tak enak dan kemudi sepeda motor mulai
tak nyaman, ternyata benar ban depan sepeda motor kami bocor halus. Namun tetap
kami lanjutkan perjalanan hingga akhir sampai tujuan.
Disekolah
tujuan, SMAN 1 Padangan siswa-siswa mulai berdatangan dan kami menjadi salah
satu pusat perhatian karena penampilan kami yang agak berbeda dan tentunya
karena kami adalah orang baru bagi mereka (siswa-siswi SMAN 1 Padangan). Kami
lakukan sosialisasi dengan baik sesuai dengan arahan dan permintaan dosen.
Banyak yang senang dengan presentasi kami, namun untuk siswa yang langsung
mendaftar belum ada, selain karena memang kami bersama dengan kampus-kampus
negeri yang sudah punya nama seperti: UM, UPN, ITS dll. Kami juga menyadari
bahwa siswa-siswa sedang menimbang-nimbang pilihan atas masa depan pendidikan
mereka di masa depan, tentunya Perguruan Tinggi swasta selalu menjadi pilihan
kedua (cadangan).
Kami lakukan
sosialisasi dengan cara klasikal terdapat 7 kelas dengan waktu masing-masing
sebanyak 45 menit. Kami melakukannya secara disiplin dan berganti tempat sesuai
arahan koordintaor pada kesempatan tersebut. Namun Setyo dan Umar tidak
menyisakan 2 kelas terakhir, karena harus membantu di pameran pendidikan. Pukul
10.00 WIB Setyo dan Umar bergegas menambalkan ban sepeda motor yang bocor dan
segera memacu tunggangannya ke kota sejauh 40 km dengan waktu yang lebih cepat
dari sebelumnya Setyo dan umar tiba di pameran pendidikan, melihat keadaan dan
membantu proses sosialisasi PMB di pameran pendidikan , bantuan di pameran
pendidikan lebih kepada beres-beres, disana kami membantu proses packing segala
alat peraga yang ada dan mengangkutnya ke mobil kampus.
Alhamdulilah
hari PMB telah terselesaikan.
Minggu, 28 Januari 2018
SINERGI MENCERDASKAN
Masyarakat
kita Indonesia seringkali menyikapi kelakuan anak-anaknya secara praktis. Sebagai
contoh: Keluarga yang memiliki anak yang susah diatur dan sering memberontak
diberikan label sebagai anak nakal dan mengambil solusi praktis
menyelesaikannya dengan cara menempatkan anaknya di asrama, pondok pesantren
dll. Terkadang orang tua kurang sabar. Sabar adalah kata yang sangat mudah untuk di ucapkan namun sangat sulit
untuk diwujudkan dalam dunia nyata. Namun, Kesulitan itu ada bukan karena kita
tidak mampu, melainkan kita tidak mau. Serupa dengan kasus diatas sebuah
keluarga memiliki anak yang sangat lemah dalam pembelajaran, lalu keluarga
memilih solusi praktis dengan cara memanggil guru privat ataupun menempatkannya
di LBB(Lembaga Bimbingan Belajar ) terbaik di kotanya. Menempatkan anak di
asrama ataupun memanggilkan guru privat untuk anaknya bukanlah sesuatu yang
salah, karena itu juga sebuah usaha wujud perhatian mereka pada sang anak. Solusi
yang ditawarkan penulis adalah sinergi antara guru, orang tua dan anak didik.
TPQ An Nur adalah salah satu tempat yang
menawarkan solusi sinergi antara guru, orang tua dan anak didik. Penulis
memperhatikan dengan seksama bagaimana pembelajaran berlangsung di mushola yang
hanya berukuran 8m x 24m tersebut. Para guru mendidik dengan setulus hati,
meski kadang sedikit kerut wajah akibat anak didik yang susah untuk diatur tak
bisa dibohongi. Secara umum para guru berkenan meluangkan waktunya untuk
memberikan ilmu dan mendidik anak-anak agar mengenal siapa Tuhannya, siapa
Nabinya , cara membaca Al Quran dan apa saja kewajibannya sebagai seorang
muslim. Penulis memperhatikan dengan seksama bagaimana orang tua dengan sabar
menunggu di emperan mushola dan rumah samping TPQ tempat anak-anaknya menuntut
ilmu.
TPQ An Nur
mengingatkan saya bahwa pendidikan anak adalah tanggungjawab kita bersama (guru
dan orang tua) tanpa harus mengorbankan keinginan anak didiknya. Pada dasarnya
pembelajaran di TPQ An Nur ada untuk membatasi waktu anak-anak yang terbuang secara sia-sia pada masa
bermainnya yang sangat banyak. Setelah berjalan lambat laun TPQ mulai
memperbaiki management yang ada. Mulai dari jam masuknya dan tahapan
pembelajarannya. TPQ ini juga melakukan pengkaderan kapada generasi muda untuk
menjadi guru ngaji sebagai langkah awal kaderisasi sejak dini. Penulis percaya
bahwa tak ada gading yang tak retak. Artinya tak ada satupun sistem yang tidak
ada kekurangan atau kelemahannya, begitu pula TPQ An Nur ini. Namun lepas dari
kekurangan yang ada, secara umum TPQ telah berbenah diri dan menginspirasi
banyak anak-anak, orang tua di sekitar lingkungannya untuk mengenal siapa
Tuhannya dan apa saja kewajibannya sebagai seorang muslim.
TPQ An Nur
mengingatkan kita bahwa anak bukanlah kertas putih tanpa makna. Mereka memiliki
hati untuk dimengerti, mereka memiliki akal untuk dipahami dan mereka memiliki
keinginan pula sama seperti kita orang dewasa. TPQ An nur mengingatkan kepada
kita bahwa sebagai orang tua kita tidak boleh acuh dan tidak mengurusi anak,
lalu menyerahkan semuanya kepada guru sekolah, guru privat, guru ngaji dan
guru-guru lainnya. Sinergi adalah yang terpenting. TPQ juga mengingatkan kita
sebagai orang tua bahwa kita tidak boleh egois meamksakan segala bentuk
keinginan kita sebagai orang tua yang ingin anaknya jadi dokter, , , jadi
arsitek , , , jadi tentara, , , jadi polisi, , , dan jadi jadi yang lain.
Langganan:
Postingan (Atom)