
Hari itu kita
mulai dengan sebuah rapat persiapan di rumah salah satu saudara kami asal
Bojonegoro, yakni: Afif Maulana penerima hadiah sepeda dari Saifullah Yusuf/Gus
Ipul (wakil gubernur Jawa Timur tahun 2013-2018), kami berdiskusi dan
menentukan penempatan setiap anggota, hingga pada akhirnya kami memutuskan
bahwa saudara Umar, Afif dan Setyo membantu Sosialisasi PMB (Penerimaan
Mahasiswa Baru) kampus STKIP Al hikmah Surabaya di SMAN 1 Padangan yang
jaraknya sekitar 40 km dari kota Bojonegoro. Dalam waktu yang bersamaan Bagus
dan Afif membaantu para dosen di pameran pendidikan.
Sabtu pagi
sepeda motor dipanasi dan segera dipacu menuju tempat tujuan dengan penuh
semangat “PMB selalu duhati”. Hal ini bukan karena sebuah paksaan, ataupun
karena mengejar pujian, namun lebih kepada kewajiban kami sebagai seorang murid
yang wajib membantu gurunya(dosen) tanpa harus diminta. Perjalanan menuju
Padangan mendapati sedikit gangguan karena kami sempat “lost contact” antar
anggota, hingga akhirnya alhamdulialah kami dapat menjalain komunikasi kembali
dan berangkat bersama. Dalam perjalanan bukan tanapa hambatan, sempat
tertinggal dari teman seperjalan juga kami rasakan , namun sekali lagi
alahamdulilah kami dipertemukan kembali. 200 meter mendekati sekolah tujuan ,
yakni SMAN 1 Padangan , hati sudaj mulai tak enak dan kemudi sepeda motor mulai
tak nyaman, ternyata benar ban depan sepeda motor kami bocor halus. Namun tetap
kami lanjutkan perjalanan hingga akhir sampai tujuan.
Disekolah
tujuan, SMAN 1 Padangan siswa-siswa mulai berdatangan dan kami menjadi salah
satu pusat perhatian karena penampilan kami yang agak berbeda dan tentunya
karena kami adalah orang baru bagi mereka (siswa-siswi SMAN 1 Padangan). Kami
lakukan sosialisasi dengan baik sesuai dengan arahan dan permintaan dosen.
Banyak yang senang dengan presentasi kami, namun untuk siswa yang langsung
mendaftar belum ada, selain karena memang kami bersama dengan kampus-kampus
negeri yang sudah punya nama seperti: UM, UPN, ITS dll. Kami juga menyadari
bahwa siswa-siswa sedang menimbang-nimbang pilihan atas masa depan pendidikan
mereka di masa depan, tentunya Perguruan Tinggi swasta selalu menjadi pilihan
kedua (cadangan).
Kami lakukan
sosialisasi dengan cara klasikal terdapat 7 kelas dengan waktu masing-masing
sebanyak 45 menit. Kami melakukannya secara disiplin dan berganti tempat sesuai
arahan koordintaor pada kesempatan tersebut. Namun Setyo dan Umar tidak
menyisakan 2 kelas terakhir, karena harus membantu di pameran pendidikan. Pukul
10.00 WIB Setyo dan Umar bergegas menambalkan ban sepeda motor yang bocor dan
segera memacu tunggangannya ke kota sejauh 40 km dengan waktu yang lebih cepat
dari sebelumnya Setyo dan umar tiba di pameran pendidikan, melihat keadaan dan
membantu proses sosialisasi PMB di pameran pendidikan , bantuan di pameran
pendidikan lebih kepada beres-beres, disana kami membantu proses packing segala
alat peraga yang ada dan mengangkutnya ke mobil kampus.
Alhamdulilah
hari PMB telah terselesaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar