Minggu, 28 Januari 2018

Khadijah di Bojonegoro



Hari ini, jumat 26 januari 2018 merupakan hari  terakhir dan pertemuan terakhir dengan siswa-siswi Sekolah Menengah Atas Negeri Model  Terpadu (SMAN-MT)  Bojonegoro , Jawa Timur dalam rangkaian kegiatan KKN 2018 STKIP AL HIKMAH Surabaya. Menjadi guru yang dapat digugu dan ditiru memang bukan sesuatu yang mudah di zaman yang serba internet saat ini. Kita sebagai mahasiswa calon guru memiliki satu kewajiban untuk membentuk pribadi yang baik agar layak dan mudah dicontoh oleh setiap siswanya di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Proses pembentukan diri yang baik tersebut tentunya tidak mudah, namun. Dengan usaha yang keras dan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kewajiban seberat apapun akan teras ringan dengan pertolongan-Nya.
SMAN-MT Bojonegoro, Jawa Timur merupakan sekolah istimewa dengan siswa-siswanya yang luar biasa. Penilaian sekolah istemewa dengan siswa-siswa yang luar biasa didasarkan pada ragam pertanyaan yang mereka miliki ketika pembelajaran matematika berlangsung di kelas pada masa praktek mengajar saya selama 2 pekan yang berkesan. Dari seluruh pertanyaan siswa-siswa yang saya bimbing dalam belajar selama 2 pekan dan berjumlah tak kurang dari 200 siswa, terdapat  3 pertanyaan yang paling luar biasa. Yaitu :
1)  Mengapa kakak ingin menjadi guru? mengapa tidak jadi tentara atau polisi saja?
2) Untuk apa materi ini (Translasi dan Refleksi) dalam kehidupan sehari-hari ?
3) Mengapa di Al Hikmah perempuan dan lakil-laki dibedakan kelasnya ?
                pertanyaan pertama saya jawab dengan santai, bahwa  saya telah melalui banyak hal dan jalan sedang saya jalani untuk menjadi guru adalah pilihan dan takdir saya saat ini. Hal tersebut saya sampaikan dengan sedikit senyuman dan ketegasan pada akhir jawaban pertanyaan pertama, bahwa jadi apapun saya nanti hanya Tuhan yang tahu. Tugas saya saat ini adalah menjalani hidup  sebagai seorang mahasiswa calon guru di STKIP Al Hikmah Surabaya, tentang jadi apa saya di masa depan hanya Tuhan yang tahu.
                Pertanyaan Kedua saya jawab dengan sebuah argumen yang mungkin tidak pernah siswa tersebut terima. Saya menjawab melalui Translasi BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) dapat menentukan perkiraan cuaca yang sangat bermanfaat bagi kehidupan nyata, karena saya yakin melalui cara dia memandang, cara siswa tersebut menyampaikan pertanyaan dan intonasi suaranya, siswa tersebut telah memiliki jawaban atas pertanyaan yang dia ajukan. Saya sering menemukan siswa seperti siswa tersebut dan saya pernah menjadi siswa yang seperti  siswa tersebut. Ketika kita fokus pada satu disiplin ilmu yang kita anggap penting, maka ilmu yang lain terasa kurang terasa aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Taruhlah saya pernah menjadi tim olimpiade matematika dan berada pada jurusan IPA pada saat SMA, saya berpikir pelajaran sejarah itu tidak begitu penting bagi saya.Hingga pada akhirnya saya sadar tidak ada satu pun ilmu yang tidak bermanfaat dalam kehidupan, hanya saja kita belum tahu waktu dan cara menggunakan ilmu tersebut agar bermanfaat dalam dunia nyata.
                Pertanyaan ketiga menjadi sangat istimewa karena siswa yang memberikan pertanyaan tersebut adalah alumni SMP Khadijah Surabaya dan sekarang sekolah di SMAN-MT Bojonegoro Jawa Timur. Sedikit banyak mengetahui pendidikan di Al Hikmah Surabaya melalui beberapa kenalan yang dia miliki ketika di Surabaya. Siswa ketiga ini juga menyampaikan bahwa banyak lulusan SMP atau SMA AL Hikmah Surabaya  yang melanjutkan pendidikan di sekolah lain juga berpacaran dan sebgainya, sehingga dia berpikir bahwa salah satu sistem pendidikan di Al Hikmah Surabaya yang memisahkan antara laki-laki dan perempuan kurang sukses hasilnya. Bahkan hal tersebut yang dianggap sebagai pemicu saat alumni tidak dalam pengawasan Al Hikmah akhirnya mereka menyimpang seperti pacaran dan sebagainya. Jawaban atas pertanyaan tersebut sangat sederhana bahwa Al Hikmah ingin mengamalkan ajaran Al Quran dan Assunah, bahwa pemisahan tempat dan waktu bagi laki-laki dan perempuan adalah pilihan yang diambil untuk menjaga setiap siswanya dalam kebaikan.
                Setiap pertanyaan saya jawab dengan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki, dengan harapan jawaban tersebut dapat mencerahkan. Kesalahan datang dari manusia dan kebenaran hanya milik Tuhan Yang Maha Esa. Tugas seorang guru adalah mengingatkan dan syukur kepada Tuhna Yang Maha Esa mereka semua mendengarkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar