Senin, 19 Maret 2018

Kurikulum K-13, Wajah baru kurikulum Indonesia



Image result for kurikulum k-13
Pendidikan Indonesia menemukan wajah barunya, khususnya pada penggunaan kurikulum yang digunakan saat ini, kurikulum K-13. Dalam penerapannnya muncul pro dan kontra di masyarakat, beberapa guru merasa kesulitan pada masa-masa awal dan guru hanya bisa menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Penerapan kurikulum K-13 membawa beberapa hal baru  dalam pendidikan Indonesia. Beberapa Hal yang dapat disampaikan penulis dan kesempatan ini meliputi 1)Perkembangan Kurikulum di Indonesia; 2)Baik buruk pengaturannya; 3)Data yang ada; 4)Topologi SD, SMA dan SMK; 5)Landasan Yuridis, filosofis dan Empiris; 6)Pertimbangan dan Tantangan nyata; 7) Ciri khas  Kurikulum 2013 dan Elemen Perubahannya; 8) Kombinasi Project, PBL, dan  Discovery; 9)Pola penilaian; 10)PHB dan Raport Kurikulum 2013
PERKEMBANGAN KURIKULUM dimulai pada tahun 1947 (masa kemerdekaan) yang mana saat itu kurikulum belum dikenal, melainkan menggunakan istilah Rencana pelajaran, dilanjutkan dengan Rencana pendidikan sekolah dasar pada tahun 1964. Kurikulum baru muncul pada tahun 1968 dengan istilah kurikulum sekolah dasar. Dilanjutkan dengan kurikulum proyek perintis sekolah pembangunan (PPSP) yang dimulai pada tahun 1973. Kurikulum sekolah dasar juga digunakan juga pada tahun 1975. Dilanjutkan dengan pemberlakuan kurikulum 1984, lalu kurikulum 1994, dilanjutkan revisi kurikulum 1994 yang diterapkan pada tahun 1997 sampai tahun 2004 dan berganti kurikulum menjadi Rintisan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang berlaku selama dua tahun hingga digantikan dengan oleh kurikulum KTSP 2006 dan pada akhirnya wajah baru pendidikan Indonesia pada bidang kurikulum pendidikan menjadi kurikulum K-13 yang dirilis pada tahun 2015, sampai saat ini telah direvisi, namun tetap berjalan sambil terus dikembangkan pada aspek afektif dan budi pekerti.
BAIK, BURUKNYA PENGATURAN antara kurikulum K-13 dengan kurikulum-kurikulum yang pernah digunakan di Indonesia menyimpan cerita tersendiri. Penulis menyakini “tak ada gading yang tak retak”. Sama hal nya dengan kurikulum K-13 sebagai wajah baru kurikulum Indonesia saat ini. Penulis menyoroti pada tata kelola pelaksanaan kurikulum K-13 khusunya dalam hal penjaminan mutu guru memiliki peranan penting dan bersifat mutlak, guru sangat menentukan membentuk suasana kelas yang memacu siswa-siswa berpikir keras, bekerja keras, berdoa keras hingga akhirnya muncul pengetahuan yang  luas. Siswa dibiasakan menemukan sendiri pengetahuandan guru sebagai fasilitator dan pemerintah berperan sebagi pengawas yang berpedoman pada aturan yang telah berlaku.
DATA YANG ADA dari hasi PISA  pada tahun 2009, hampir seluruh siswa Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai level 3 saja dari 6 level yang tersedia. Sementara negara lain seperti Malaysia, Thailand dan Korea telah mampu menembus level 4, 5 dan 6. Dengan asumsi setiap manusia diciptakan sama dan yang kita berikan kepada siswa kurang sesuai dengan perkembangan zaman, maka kesimpulannya adalah perubahan kurikulum yang lebih baik dan tepat guna. Saat ini kurikulum K-13 menjadi pilihan perubahan tersebut. Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara lebih dari  50%  siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional.
                   


TOPOLOGI SD, SMA DAN SMK



Gambar diatas adalah contoh pemilihan mata pelaran disetiap jenis dan jenjang pendidikan pada Kurikulum K-13.

LANDASAN YURIDIS KURIKULUM K-13 adalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SPN > mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional secara terarah dan RPJMN 2010-2014 > penyempurnaan proses pembelajaran (metodologi) dan kurikulum.Dengan landasan filosofis membangun kehidupan masa kini dan masa akan datang yang lebih baik dan dilengkapi dengan landasan empiris berupa menumbuhkan kemampuan merumuskan pemecahan masalah secara kreatif dan inovatif.
PERTIMBANGAN DAN TANTANGAN NYATA bahwa tidak semua sekolah telah siap dengan perubahan ini adalah benar, maka dari itu revisi dan pengembangan senantiasa dilakukan dengan tujuan perbaikan ke arah tujuan pendidikan Indonesia.
CIRI KHAS  KURIKULUM 2013 DAN ELEMEN PERUBAHANNYA terdapat pada penilaian dan pembelajarannya yang menggunakan kombinasi project/penugasan, Problem based Learning atau pembelajaran berbasis masalah, dimana siswa dibiasakan untuk memecahkan soal matematika yang erat hubungannya  dalam kehidupan sehari-hari.
KOMBINASI PROJECT, PBL, DAN  DISCOVERY menjadi salah satu pembeda kurikulum K-13 dengan kurikulum-kurikulum pendahulunya. Pada era kini siswa disesuaikan dan pembelajaran dirancang sebagai sebuah bentuk pembelajaran students centre, dimana siswa aktif mencari materi dan menemukan pengetahuan, dengan guru sebagai fasilitator.  
POLA PENILAIAN  lebih ditekankan pada penanaman budi pekerti dan nilai-nilai karakter yang luhur, maka dari itu. Penilaian pad Kurikulum K-13 meliputi Afektif, kognitif, Psikomotor.
PHB DAN RAPORT KURIKULUM 2013 disesuaikan dengan Indeks nilai seperti halnya pada perkuliahan yakni 1-4. Dengan tempat catatan khusus dalam proses pembelajaran berlangsung pada aspek sikap.

Rabu, 21 Februari 2018

GURU IDEAL






















Guru pada masa kekinian  dituntut menyesuaikan diri dengan keadaan zaman now. Perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan menjamurnya media sosial di dunia maya mengakibatkan siswa zaman now tergangu perkembngannya secara psikologi . Karakteristik siswa yang individual akibat smartphone dan media sosial yang mereka miliki menyebabkan interaksi sosial secara langsung yang penting menjadi tidak berarti, tegur sapa sudah mulai hilang. Sopan santu telah terkikis dan tindakan yang tidak sesuai aturan semakin merajalela.
Penulis menyakini dibutuhkan sosok guru yang pas untuk keadaan saat ini. “GURU IDEAL” adalah solusi dari permasalahan perkembangan siswa dalam hal psikologi tersebut
GURU IDEAL  adalah Guru yang Idealis (menanamkan ide, gagasan, pemikiran dan semnagat kemajuan untuk orang-orang yang ada disekitarnya, khususnya pada seluruh siswanya). Guru yang Disiplin (sosok guru yang disiplin akan memiliki kehormatan, sehingga dapat menjadi panutan). Guru yang Elegant (selalu tampil rapi sebagai contoh yang baik dalam hal penampilan). Guru yang Agamis (Pribadi yang realigius, menjalankan setiap perintah agama dan menjauhi setiap larangan agama, serta dapat menempatkan diri untuk menjunjung tinggi toleransi agar hidup menjadi harmoni/seimbang). Guru yang  Loyal (Menjunjung tinggi kesetiaan, tidak pernah teriming-imingi oleh  harta, tahta dan wanita).

Senin, 12 Februari 2018

Valentine ???

Mari berpikir positif
setiap orang yang kontra dengan 'valentine day' atas dasar agama yang mereka miliki adalah pilihan mereka, bukankah menghargai pendapat mereka adalah bukti toleransi??
Orang yang bersemangat membela agamanya bukanlah EKSTRIMIS
Orang yang bersemangat  membela agamanya selayaknya ICE CREAM , Lembut dan Manis








        Valentine yang dianggap sebagai hari kasih sayang dan diperingati setiap tanggal 14 februari memiliki banyak fakta yang belum diketahui dunia nyata. beberapa fakta tersebut akan coba penulis sapaikan dalam kesempatan ini. Informasi didapatkan dari surat kabar, buku dan riset tentang sejarah. Penulis mencoba bersifat netral, tanpa mempersalahkan pihak yang pro  'valentine day' ataupun dengan pihak yang kontra 'valentine day'. Semoga tulisan ini dapat menjadi penjernih saat suasana keruh, dan pencerah saat kegelapan akan pengetahuan. Berusaha menjernihkan dan mencerahkan. 
          Informasi yang didapatkan dari tulisan yang di upload pada 14 februati 2015 liputan 6 oleh Elin Yunita Kristanti menyampaikan bahwa "valentine day" memiliki sejarah kelam terkait dengan nama valentine yang digunakan saat ini. Pada masa pemerintahan Kaisar Romawi Claudius II melarang para tentara muda menikah, agar mereka tak 'melempem' di medan tempur. Namun,"Uskup Valentine yang pertama melanggar perintah itu dan menikahkan salah satu pasangan secara diam-diam. Ia dieksekusi mati saat sang penguasa mengetahui pernikahan rahasia itu."  Valentine yang lain adalah seorang pemuka agama di Kekaisaran Romawi yang membantu orang-orang Kristen yang dianiaya pada masa pemerintahan Claudius II. Saat dipenjara, ia mengembalikan penglihatan seorang gadis yang buta -- yang kemudian jatuh cinta padanya. Valentine yang itu dieksekusi penggal pada 14 Februari. Valentine yang ketiga adalah uskup yang saleh dari Terni, yang juga disiksa dan diekselusi selama pemerintahan Claudius II, juga tanggal 14 Februari.
          Perayaan valentine day juga terindikasi sebagai permainan bisnis di dunia,yang mana dengan terselenggaranya perayaan ini. Pasar akan berputar melalui penjualan coklat, bunga dan kartu ucapan yang beredar di seluruh dunia. Hal lain yang sangat mengkhawatirkan adalah moment valentine ini dimaknai sebagai moment yang tepat untuk memberikan dogma atau pemikiran bahwa "Yesus adalah anak Tuhan" dan merupakan kebudayaan dan kebiasaan orang nasrani. Ditambah lagi di  dunia barat 'valentine day' dimaknai dengan hari kebebasan untuk mengungkapkan kasih sayang. Setiap pasanagan menghabiskan malam mereka di hotel dan berbuat hal yang tidak di benarkan agama dan aturan yang ada.

      Menurut Qur’an surat Al-Maidah ayat 51 melarang umat Islam untuk meniru-niru atau meneladani kaum Yahudi dan Nasrani, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." Wallahu'alam bishawab.(Rz)

Senin, 29 Januari 2018

PMB SELALU DI HATI






Hari sabtu, 20 Januari 2018 menjadi hari PMB bagi kami, setelah sekian lama kami mencari sekolah-sekolah di kota Bojonegoro yang bersedian kami masuki untuk menyampaikan program beasiswa dari kampus tercinta STKIP Al Hikmah Surabaya. Hari tersebut kami tidak sosialisasi di sekolah favorite kota Bojonegoro, melainkan dari salah satu kecamatan di daerah Padangan yang masih kawasan Bojonegoro. Kami sosialisasi di SMAN 1 Padangan didepan tak kurang dari 200 siswa. Hari itu bertepatan dengan pameran pendidikan di Islamic centre Bojonegoro. Dosen yang bertugas adalah ustad. Adi, Ustadzah. Yani dan Ustadzah.Trise
Hari itu kita mulai dengan sebuah rapat persiapan di rumah salah satu saudara kami asal Bojonegoro, yakni: Afif Maulana penerima hadiah sepeda dari Saifullah Yusuf/Gus Ipul (wakil gubernur Jawa Timur tahun 2013-2018), kami berdiskusi dan menentukan penempatan setiap anggota, hingga pada akhirnya kami memutuskan bahwa saudara Umar, Afif dan Setyo membantu Sosialisasi PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) kampus STKIP Al hikmah Surabaya di SMAN 1 Padangan yang jaraknya sekitar 40 km dari kota Bojonegoro. Dalam waktu yang bersamaan Bagus dan Afif membaantu para dosen di pameran pendidikan.
Sabtu pagi sepeda motor dipanasi dan segera dipacu menuju tempat tujuan dengan penuh semangat “PMB selalu duhati”. Hal ini bukan karena sebuah paksaan, ataupun karena mengejar pujian, namun lebih kepada kewajiban kami sebagai seorang murid yang wajib membantu gurunya(dosen) tanpa harus diminta. Perjalanan menuju Padangan mendapati sedikit gangguan karena kami sempat “lost contact” antar anggota, hingga akhirnya alhamdulialah kami dapat menjalain komunikasi kembali dan berangkat bersama. Dalam perjalanan bukan tanapa hambatan, sempat tertinggal dari teman seperjalan juga kami rasakan , namun sekali lagi alahamdulilah kami dipertemukan kembali. 200 meter mendekati sekolah tujuan , yakni SMAN 1 Padangan , hati sudaj mulai tak enak dan kemudi sepeda motor mulai tak nyaman, ternyata benar ban depan sepeda motor kami bocor halus. Namun tetap kami lanjutkan perjalanan hingga akhir sampai tujuan.
Disekolah tujuan, SMAN 1 Padangan siswa-siswa mulai berdatangan dan kami menjadi salah satu pusat perhatian karena penampilan kami yang agak berbeda dan tentunya karena kami adalah orang baru bagi mereka (siswa-siswi SMAN 1 Padangan). Kami lakukan sosialisasi dengan baik sesuai dengan arahan dan permintaan dosen. Banyak yang senang dengan presentasi kami, namun untuk siswa yang langsung mendaftar belum ada, selain karena memang kami bersama dengan kampus-kampus negeri yang sudah punya nama seperti: UM, UPN, ITS dll. Kami juga menyadari bahwa siswa-siswa sedang menimbang-nimbang pilihan atas masa depan pendidikan mereka di masa depan, tentunya Perguruan Tinggi swasta selalu menjadi pilihan kedua (cadangan).
Kami lakukan sosialisasi dengan cara klasikal terdapat 7 kelas dengan waktu masing-masing sebanyak 45 menit. Kami melakukannya secara disiplin dan berganti tempat sesuai arahan koordintaor pada kesempatan tersebut. Namun Setyo dan Umar tidak menyisakan 2 kelas terakhir, karena harus membantu di pameran pendidikan. Pukul 10.00 WIB Setyo dan Umar bergegas menambalkan ban sepeda motor yang bocor dan segera memacu tunggangannya ke kota sejauh 40 km dengan waktu yang lebih cepat dari sebelumnya Setyo dan umar tiba di pameran pendidikan, melihat keadaan dan membantu proses sosialisasi PMB di pameran pendidikan , bantuan di pameran pendidikan lebih kepada beres-beres, disana kami membantu proses packing segala alat peraga yang ada dan mengangkutnya ke mobil kampus.
                Alhamdulilah hari PMB telah terselesaikan.

Minggu, 28 Januari 2018

SINERGI MENCERDASKAN



Masyarakat kita Indonesia seringkali menyikapi  kelakuan anak-anaknya secara praktis. Sebagai contoh: Keluarga yang memiliki anak yang susah diatur dan sering memberontak diberikan label sebagai anak nakal dan mengambil solusi praktis menyelesaikannya dengan cara menempatkan anaknya di asrama, pondok pesantren dll. Terkadang orang tua kurang sabar.  Sabar adalah kata yang sangat  mudah untuk di ucapkan namun sangat sulit untuk diwujudkan dalam dunia nyata. Namun, Kesulitan itu ada bukan karena kita tidak mampu, melainkan kita tidak mau. Serupa dengan kasus diatas sebuah keluarga memiliki anak yang sangat lemah dalam pembelajaran, lalu keluarga memilih solusi praktis dengan cara memanggil guru privat ataupun menempatkannya di LBB(Lembaga Bimbingan Belajar ) terbaik di kotanya. Menempatkan anak di asrama ataupun memanggilkan guru privat untuk anaknya bukanlah sesuatu yang salah, karena itu juga sebuah usaha wujud perhatian mereka pada sang anak. Solusi yang ditawarkan penulis adalah sinergi antara guru, orang tua dan anak didik.
TPQ  An Nur adalah salah satu tempat yang menawarkan solusi sinergi antara guru, orang tua dan anak didik. Penulis memperhatikan dengan seksama bagaimana pembelajaran berlangsung di mushola yang hanya berukuran 8m x 24m tersebut. Para guru mendidik dengan setulus hati, meski kadang sedikit kerut wajah akibat anak didik yang susah untuk diatur tak bisa dibohongi. Secara umum para guru berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan ilmu dan mendidik anak-anak agar mengenal siapa Tuhannya, siapa Nabinya , cara membaca Al Quran dan apa saja kewajibannya sebagai seorang muslim. Penulis memperhatikan dengan seksama bagaimana orang tua dengan sabar menunggu di emperan mushola dan rumah samping TPQ tempat anak-anaknya menuntut ilmu.
TPQ An Nur mengingatkan saya bahwa pendidikan anak adalah tanggungjawab kita bersama (guru dan orang tua) tanpa harus mengorbankan keinginan anak didiknya. Pada dasarnya pembelajaran di TPQ An Nur ada untuk membatasi waktu anak-anak  yang terbuang secara sia-sia pada masa bermainnya yang sangat banyak. Setelah berjalan lambat laun TPQ mulai memperbaiki management yang ada. Mulai dari jam masuknya dan tahapan pembelajarannya. TPQ ini juga melakukan pengkaderan kapada generasi muda untuk menjadi guru ngaji sebagai langkah awal kaderisasi sejak dini. Penulis percaya bahwa tak ada gading yang tak retak. Artinya tak ada satupun sistem yang tidak ada kekurangan atau kelemahannya, begitu pula TPQ An Nur ini. Namun lepas dari kekurangan yang ada, secara umum TPQ telah berbenah diri dan menginspirasi banyak anak-anak, orang tua di sekitar lingkungannya untuk mengenal siapa Tuhannya dan apa saja kewajibannya sebagai seorang muslim.
TPQ An Nur mengingatkan kita bahwa anak bukanlah kertas putih tanpa makna. Mereka memiliki hati untuk dimengerti, mereka memiliki akal untuk dipahami dan mereka memiliki keinginan pula sama seperti kita orang dewasa. TPQ An nur mengingatkan kepada kita bahwa sebagai orang tua kita tidak boleh acuh dan tidak mengurusi anak, lalu menyerahkan semuanya kepada guru sekolah, guru privat, guru ngaji dan guru-guru lainnya. Sinergi adalah yang terpenting. TPQ juga mengingatkan kita sebagai orang tua bahwa kita tidak boleh egois meamksakan segala bentuk keinginan kita sebagai orang tua yang ingin anaknya jadi dokter, , , jadi arsitek , , , jadi tentara, , , jadi polisi, , , dan jadi jadi yang lain.